DWI DIUJIWANTI

Jumat, 11 Mei 2012

PARAGRAF JURNALISTIK

PARAGRAF JURNALISTIK
OLEH
DWI DIUJIWANTI

 

A.  PENDAHULUAN
Pakar bahasa Djago Tarigan mendefinisikan paragraf sebagai beerikut: paragraf adlah seperangkat kalimat  teersusun logis-sistemtis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan (Tarigan, 1981:11). Sedangkan guru besar bahasa Gorys Keraf menjelaskan, paragraf atau alinea tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kestuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dari alinea itu gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok oikiran tersebut secara lebih jelas. Melalui alinea-alinea kita mendapat suatu efek lain, yaitu kita bisa membedakan di mana suatu tema mulai dan berakhir (Keraf, 2000:62).
Fank Chaplen mengatakan bahwa paragraf yang baik ialah paragraf yang memungkinan pembaca memahami kesatuan informasi yang terkandung di dalamnya. Paragraf juga dapat dikatakan baik apabila gagasan pokok (controling idea) yang mengendalikan paragraf itu sudah sepenuhnya dikembangkan dan tuntas diuraikan. Jadi, paragraf yang baik itu tidak boleh menyisakan serpihan gagasan yang terkandung di dalam ide pokok paragraf itu. Misalnya saja kalau ide pokoknya ialah tentang tiga sebab kemiskinan, paragraf itu harus tuntas menguraikan tentang ketiga sebab itu. Kalau hanya satu sebab atau dua sebeb yang dijabarkan, paragraf demikian itu jelas bukan paragraf yang baik.
Dengan merujuk kepada definisi Djago Tarigan tentang paragraf  maka definisi paragraf jurnalistik sebagai berikut: paragraf jurnalistik adalah seprangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan  paparan materi jurnalistik tertentu.
B.  PEMBAHASAN
a.    Unsur-unsur Paragraf Jurnalistik
a)    Transisi
Transisi berarti peralihan dari paragraf yang satu ke paragraf berikutnya. Transisi menghubungkan dua paragraf yang berdekatan. Transisi bisa berupa kata, bisa juga berupa kalimat.
Unsur-unsur transisi dalam paragraf jurnalistik dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian di antaranya sebagai berikut:
(a)     Penunjuk hubungan tambahan
Unsur transisi jenis ini diantaranya adalah: lebih lagi, selanjutnya, lalu, demikian pula, begitu pula.
(b)   Penunjuk hubungan pertentangan
Unsur transisi ini diantaranya mencakup: akan tetapi, namun, walaupun, sebaliknya.
(c)      Penunjuk hubungan perbandingan
Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: sama dengan itu, sehubungan dengan itu, dalam hal yang demikian itu.
(d)   Penunjuk hubungan akibat
Adapun yang termasuk dalam jenis transisi ini adalah oleh sebab itu, akibatnya, oleh karena itu, maka, sehingga, karenanya.
(e)    Penunjuk hubungan tujuan
Unsur transisi ini berfungsi sebagai penanda hubungan tujuan. Beberapa diantaranya sebagai berikut ini: untuk itu, untuk tujuan itu, biar, agar, supaya.
(f)    Penunjuk hubungan singkatan
Unsur transisi jenis ini berfungsi sebagai penanda hubungan singkatan seperti: singkatnya, pendeknya, akhirnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
(g)     Penunjuk hubungan tempat
Unsur transisi jenis ini berfungsi sebagai penanda hubungan tempat yaitu diantaranya: berdekatan dengan itu, berdampingan dengan itu, di sini, di situ, di seberang.
(h)   Penunjuk hubungan waktu
Unsur transisi jenis ini berfungsi sebagai penanda hubungan waktu. Seperti : sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah, kemudian, sambil, selama, sewaktu, seusai.
(i)     Penunjuk hubungan syarat
Beberapa diantaranya dapat disebutkan berikut ini: jika, asalkan, apabila, bilamana, kalau, jikalau.
(j)       Penunjuk hubungan pengandaian
Adapun anggotanya adalah  seandainya, andaikan, sekiranya, andaikata, kalau-kalau, mungkin.
b)   Kalimat Topik
Kalimat topik atau kalimat utama adalah kalimat pokok yang ada dalam sebuah paragraf. Kalimat utama juga merupakan sebuah kalimat dalam paragraf yang menunjukan gagasan pokok, gagasan induk, atau ide sentral yang mendominasi seluruh uraian dalam paragraf tersebut. Kalimat utama bisa ditempatkan pada awal paragraf, dan diakhir paragraf.
c)    Kalimat Pengembang
Kalimat pengembang merupakan penjabaran atau perluasan dari gagasan pokok yang terdapat dalam kalimat utama. Kalimat pengembang berusaha menjabarkan sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang konkret. Dalam bahasa jurnalistik, kalimat pengembang disebut pula kalimat penjelas.
d)   Kalimat Penegas
Kalimat penegas dimaksudkan untuk memberi penegasan atau penekanan terhadap apa yang telah dinyatakan dalam kalimat utama.



b.    Jenis-jenis Paragraf Jurnalistik
a)    Paragraf Deduktif
Paragraf yang dimulai dengan kalimat utama disusul dengan penjelasan atau uraian secara lebih perinci dengan mengikuti pola urutan pesan dari umum ke khusus, disebut paragraf deduktif. Fungsi paragraf ini terutama menegaskan suatu pokok pikiran,pernyataan, atau kesimpulan untuk segera diketahui dan dicatat oleh khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.
b)   Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan kalimat penjelas yang menekankan bagian-bagian atau unsur-unsur terkecil disusul dengan penjelasan bagian-bagian yang lebih besar sebelum kemudian diakhiri dengan kesimpulan atau kalimat penegas, disebut paragraf induktif. Urutan pesannya dimulai dari khusus ke umum.
Fungsi paragraf induktif teruama untuk menekankan bagian-bagian atau satuan-satuan terkecil dari ide pokok yang ingin disampaikan penulis atau jurnalis kepada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.
c)    Paragraf Campuran
Paragraf campuran sesungguhnya merupakan gabungan beberapa unsur paragraf deduktif dan paragraf induktif.bahasa jurnalistik, kurang menyukai paragraf campuran karena cenderung menyulitkan pembaca, pendengarr, dan pemirsa untuk cepat mengambil kesimpulan mengenai pokok pikiranyang terdapat dalam suatu paragraf.

d)   Paragraf Perbandingan
Paragraf perbandingan  lebih tertarik pada materi pesan yang ingin disampaikan seorang penulis atau jurnalis kepada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Suatu paragraf disebut paragraf perbandingan apabila kalimat utama biasanya ditempatkan pada awal paragraf, membandingkan dua hal mengenai unsur-unsur sifat atau keadaan yang terdapat di dalamnya.
e)      Paragraf Pertanyaan
Paragraf yang bertujuan untuk mempertanyakan atau menggugat sesuatu dengan mengajukan kalimat tanya  pada kalimat pertama atau kalimat kedua diawal paragraf jurnalistik, disebut paragraf pertanyaan.
f)       Paragraf Sebab-akibat
Kalimat utama dalam paragraf dikembangkan ke dalam urutan sebab akibat. Suatu peristiwa tidak mungkin ada tanpa ada sebab atau latar belakang yang mendasarinya. Bahasa jurnalistik sangat menyukai paragraf jenis demikian.
g)      Pargraf Contoh
Paragraf yang disusun dengan menunjukan banyak contoh pada kalimat utama, kalimat pengembang, dan kalimat penjelas, disebut paragraf contoh. Fungsi utama paragraf contoh tidak dimaksudkan untuk menekankan suatu gagasan atau konsep, tetapi justru untuk memberikan gambaran sesuatu hal secara konkret kepada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa .
h)        Paragraf Perulangan
Paragraf yang melakukan pengulangan kata, istilah,frase, atau klausa dalam susunan kalimat yang berbeda tetapi masih dalam satu paragraf jurnalistik yang sama, disebut paragraf perulangan. Fungsinya untuk lebih menekankan efek psikologis yang ingin dicapai dari khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa, sekaligus menunjukkan variasi kata dan kalimat.
i)          Paragraf Definisi
Paragraf yang menunjukkan suatu istilah atau konsep pada kalimat utama dan istilah atau konsep itu memerlukan uraian serta penjelasan perinci pada kalimat-kalimat berikutnya, disbut paragraf definisi. Fungsinya untuk memperjelas suatu istilah, konsep, atau definisi, sehingga khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa diharapkan dapat mengikuti jalan pikiran sang penulis atau jurnalis dengan baik

c.    Kualitas Paragraf Jurnalistik
a)    Satu Hal Saja
Paragraf  jurnalis yang baik hanya memusatkan bahasan pada satu hal atau satu ide saja.
b)   Relevan
Relevan artinya berkaitan atau sesuai dengan pokok bahasan. Tidak menyimpang dari topik.
c)    Menyatu dan Padu
Paragraf  jurnalistik harus memenuhi prinsip kesatuan (unity) dan prinsip pertautan (coherence).
d)   Jelas dan Sempurna
Kalimat utama yang terdapat dalam pargraf jurnalistik harus dikembangkan dan diperinci dengan jelas dan sempurna.
e)    Harus Bervariasi
Variasi pada paragraf jurnalistik terletak pada pilihan kata atau diksi, penempatan frasa atau klausa, penempatan panjang-pendeknya kalimat atau paragraf, penentuan kalimat efektif dan tentu saja pemilihan bahasa.
f)    Benar dan Baik
Bahasa jurnalistik merujuk sekaligus tunduk kepada kaidah bahasa baku.
g)   Singkat Padat
Paragraf  jurnalistik juga wajib disajikan secara singkat dan padat.
h)   Logis dan Sistematis
Paragraf jurnalistik harus logis, logis ini berarti sesuai dengan atau dapat diterima menurut pertimbangan akal sehat.
i)        Memiliki Karakter Khas
Setiap orang memiliki gaya, penampilan, dan karakter, kepribadian masing-masing. Karakter itulah yang memberi identitas berbeda kepada setiap individu.

C.  PENUTUP
Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada pembaca. Supaya pikiran tersebut dapat diterima dengan jelas oleh pembaca maka paragraf harus tersusun secara logis-sistematis. Alat bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis itu ialah elemen-elemen paragraf yang mencakup empat unsur:1) transisi, 2) kalimat topik, 3) kalimat pengembang, 4) kalimat penegas. Keempat unsur paragraf ini kadang-kadang bersama-sama, kadang-kadang hanya sebagian tampil dalam suatu paragraf (Tarigan, 1981:13).
Setiap penulis atau jurnalis, bebas untuk memilih jenis paragraf mana yang disukai sertai yang paling cocok dengan jalan cerita yang disajikannya. Terpenting, setiap paragraf jurnalis yang disusunnya harus efektif dan variatif.
Menurut seorang pakar bahas, kriteria kualitas paragraf menunjuk kepada enam hal, yaitu (1) isi paragraf berpusat hanya pada satu hal saja, (2) isi paragraf relevan dengan isi karangan, (3) paragraf harus menyatu dan padu, (4) kalimat topik harus dikembangkan dengan jelas dan sempurna, (5) struktur paragraf harus bervariasi, (6) paragraf tertulis dalam bahasa indonesia yang baik dan benar, (7) singkat dan padat, (8) logis dan sistematis, (9) memiliki karakter yang khas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar