PARAGRAF
JURNALISTIK
OLEH
DWI DIUJIWANTI
A.
PENDAHULUAN
Pakar bahasa Djago Tarigan
mendefinisikan paragraf sebagai beerikut: paragraf adlah seperangkat
kalimat teersusun logis-sistemtis yang
merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran
pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan (Tarigan, 1981:11). Sedangkan
guru besar bahasa Gorys Keraf menjelaskan, paragraf atau alinea tidak lain dari
suatu kesatuan pikiran, suatu kestuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari
kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dari alinea itu gagasan tadi menjadi
jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan
pokok oikiran tersebut secara lebih jelas. Melalui alinea-alinea kita mendapat
suatu efek lain, yaitu kita bisa membedakan di mana suatu tema mulai dan
berakhir (Keraf, 2000:62).
Fank Chaplen mengatakan bahwa
paragraf yang baik ialah paragraf yang memungkinan pembaca memahami kesatuan
informasi yang terkandung di dalamnya. Paragraf juga dapat dikatakan baik
apabila gagasan pokok (controling idea) yang mengendalikan paragraf itu
sudah sepenuhnya dikembangkan dan tuntas diuraikan. Jadi, paragraf yang baik
itu tidak boleh menyisakan serpihan gagasan yang terkandung di dalam ide pokok
paragraf itu. Misalnya saja kalau ide pokoknya ialah tentang tiga sebab
kemiskinan, paragraf itu harus tuntas menguraikan tentang ketiga sebab itu.
Kalau hanya satu sebab atau dua sebeb yang dijabarkan, paragraf demikian itu
jelas bukan paragraf yang baik.
Dengan merujuk kepada definisi Djago
Tarigan tentang paragraf maka definisi
paragraf jurnalistik sebagai berikut: paragraf jurnalistik adalah seprangkat
kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran
yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan paparan materi jurnalistik tertentu.
B.
PEMBAHASAN
a. Unsur-unsur
Paragraf Jurnalistik
a) Transisi
Transisi berarti peralihan dari paragraf
yang satu ke paragraf berikutnya. Transisi menghubungkan dua paragraf yang
berdekatan. Transisi bisa berupa kata, bisa juga berupa kalimat.
Unsur-unsur
transisi dalam paragraf jurnalistik dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian
di antaranya sebagai berikut:
(a)
Penunjuk
hubungan tambahan
Unsur
transisi jenis ini diantaranya adalah: lebih lagi, selanjutnya, lalu,
demikian pula, begitu pula.
(b)
Penunjuk
hubungan pertentangan
Unsur
transisi ini diantaranya mencakup: akan tetapi, namun, walaupun, sebaliknya.
(c)
Penunjuk
hubungan perbandingan
Beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut: sama dengan itu, sehubungan dengan itu,
dalam hal yang demikian itu.
(d)
Penunjuk
hubungan akibat
Adapun
yang termasuk dalam jenis transisi ini adalah oleh sebab itu, akibatnya,
oleh karena itu, maka, sehingga, karenanya.
(e)
Penunjuk
hubungan tujuan
Unsur
transisi ini berfungsi sebagai penanda hubungan tujuan. Beberapa diantaranya
sebagai berikut ini: untuk itu, untuk tujuan itu, biar, agar, supaya.
(f)
Penunjuk hubungan singkatan
Unsur
transisi jenis ini berfungsi sebagai penanda hubungan singkatan seperti: singkatnya,
pendeknya, akhirnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
(g)
Penunjuk
hubungan tempat
Unsur
transisi jenis ini berfungsi sebagai penanda hubungan tempat yaitu diantaranya:
berdekatan dengan itu, berdampingan dengan itu, di sini, di situ, di
seberang.
(h)
Penunjuk
hubungan waktu
Unsur
transisi jenis ini berfungsi sebagai penanda hubungan waktu. Seperti : sementara
itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah, kemudian, sambil, selama,
sewaktu, seusai.
(i)
Penunjuk
hubungan syarat
Beberapa
diantaranya dapat disebutkan berikut ini: jika, asalkan, apabila, bilamana,
kalau, jikalau.
(j)
Penunjuk
hubungan pengandaian
Adapun
anggotanya adalah seandainya, andaikan, sekiranya, andaikata,
kalau-kalau, mungkin.
b) Kalimat
Topik
Kalimat topik
atau kalimat utama adalah kalimat pokok yang ada dalam sebuah paragraf. Kalimat utama juga merupakan sebuah kalimat dalam paragraf
yang menunjukan gagasan pokok, gagasan induk, atau ide sentral yang mendominasi
seluruh uraian dalam paragraf tersebut. Kalimat utama bisa ditempatkan pada
awal paragraf, dan diakhir paragraf.
c) Kalimat
Pengembang
Kalimat pengembang merupakan penjabaran
atau perluasan dari gagasan pokok yang terdapat dalam kalimat utama. Kalimat
pengembang berusaha menjabarkan sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang
konkret. Dalam bahasa jurnalistik, kalimat pengembang disebut pula kalimat
penjelas.
d) Kalimat
Penegas
Kalimat penegas dimaksudkan untuk
memberi penegasan atau penekanan terhadap apa yang telah dinyatakan dalam
kalimat utama.
b. Jenis-jenis
Paragraf Jurnalistik
a) Paragraf
Deduktif
Paragraf yang dimulai dengan kalimat
utama disusul dengan penjelasan atau uraian secara lebih perinci dengan
mengikuti pola urutan pesan dari umum ke khusus, disebut paragraf deduktif.
Fungsi paragraf ini terutama menegaskan suatu pokok pikiran,pernyataan, atau
kesimpulan untuk segera diketahui dan dicatat oleh khalayak pembaca, pendengar,
atau pemirsa.
b)
Paragraf
Induktif
Paragraf yang dimulai dengan kalimat penjelas
yang menekankan bagian-bagian atau unsur-unsur terkecil disusul dengan
penjelasan bagian-bagian yang lebih besar sebelum kemudian diakhiri dengan
kesimpulan atau kalimat penegas, disebut paragraf induktif. Urutan pesannya
dimulai dari khusus ke umum.
Fungsi paragraf induktif teruama
untuk menekankan bagian-bagian atau satuan-satuan terkecil dari ide pokok yang
ingin disampaikan penulis atau jurnalis kepada khalayak pembaca, pendengar,
atau pemirsa.
c) Paragraf
Campuran
Paragraf campuran sesungguhnya
merupakan gabungan beberapa unsur paragraf deduktif dan paragraf induktif.bahasa
jurnalistik, kurang menyukai paragraf campuran karena cenderung menyulitkan
pembaca, pendengarr, dan pemirsa untuk cepat mengambil kesimpulan mengenai
pokok pikiranyang terdapat dalam suatu paragraf.
d) Paragraf
Perbandingan
Paragraf perbandingan lebih tertarik pada materi pesan yang ingin
disampaikan seorang penulis atau jurnalis kepada khalayak pembaca, pendengar,
atau pemirsa. Suatu paragraf disebut paragraf perbandingan apabila kalimat
utama biasanya ditempatkan pada awal paragraf, membandingkan dua hal mengenai
unsur-unsur sifat atau keadaan yang terdapat di dalamnya.
e) Paragraf
Pertanyaan
Paragraf yang bertujuan untuk
mempertanyakan atau menggugat sesuatu dengan mengajukan kalimat tanya pada kalimat pertama atau kalimat kedua
diawal paragraf jurnalistik, disebut paragraf pertanyaan.
f) Paragraf
Sebab-akibat
Kalimat utama dalam paragraf dikembangkan
ke dalam urutan sebab akibat. Suatu peristiwa tidak mungkin ada tanpa ada sebab
atau latar belakang yang mendasarinya. Bahasa jurnalistik sangat menyukai
paragraf jenis demikian.
g) Pargraf
Contoh
Paragraf yang disusun dengan menunjukan
banyak contoh pada kalimat utama, kalimat pengembang, dan kalimat penjelas,
disebut paragraf contoh. Fungsi utama paragraf contoh tidak dimaksudkan untuk
menekankan suatu gagasan atau konsep, tetapi justru untuk memberikan gambaran
sesuatu hal secara konkret kepada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa .
h)
Paragraf Perulangan
Paragraf yang melakukan pengulangan
kata, istilah,frase, atau klausa dalam susunan kalimat yang berbeda tetapi
masih dalam satu paragraf jurnalistik yang sama, disebut paragraf perulangan. Fungsinya
untuk lebih menekankan efek psikologis yang ingin dicapai dari khalayak
pembaca, pendengar atau pemirsa, sekaligus menunjukkan variasi kata dan
kalimat.
i)
Paragraf Definisi
Paragraf yang menunjukkan suatu istilah
atau konsep pada kalimat utama dan istilah atau konsep itu memerlukan uraian
serta penjelasan perinci pada kalimat-kalimat berikutnya, disbut paragraf
definisi. Fungsinya untuk memperjelas suatu istilah, konsep, atau definisi,
sehingga khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa diharapkan dapat mengikuti
jalan pikiran sang penulis atau jurnalis dengan baik
c. Kualitas
Paragraf Jurnalistik
a) Satu
Hal Saja
Paragraf jurnalis yang baik hanya memusatkan bahasan
pada satu hal atau satu ide saja.
b)
Relevan
Relevan
artinya berkaitan atau sesuai dengan pokok bahasan. Tidak menyimpang dari
topik.
c) Menyatu
dan Padu
Paragraf jurnalistik harus memenuhi prinsip kesatuan
(unity) dan prinsip pertautan (coherence).
d) Jelas
dan Sempurna
Kalimat
utama yang terdapat dalam pargraf jurnalistik harus dikembangkan dan diperinci
dengan jelas dan sempurna.
e) Harus
Bervariasi
Variasi
pada paragraf jurnalistik terletak pada pilihan kata atau diksi, penempatan
frasa atau klausa, penempatan panjang-pendeknya kalimat atau paragraf, penentuan
kalimat efektif dan tentu saja pemilihan bahasa.
f) Benar
dan Baik
Bahasa
jurnalistik merujuk sekaligus tunduk kepada kaidah bahasa baku.
g) Singkat
Padat
Paragraf jurnalistik juga wajib disajikan secara
singkat dan padat.
h) Logis
dan Sistematis
Paragraf
jurnalistik harus logis, logis ini berarti sesuai dengan atau dapat diterima
menurut pertimbangan akal sehat.
i)
Memiliki Karakter Khas
Setiap
orang memiliki gaya, penampilan, dan karakter, kepribadian masing-masing.
Karakter itulah yang memberi identitas berbeda kepada setiap individu.
C.
PENUTUP
Paragraf adalah satu kesatuan
ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang
sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada pembaca.
Supaya pikiran tersebut dapat diterima dengan jelas oleh pembaca maka paragraf
harus tersusun secara logis-sistematis. Alat bantu untuk menciptakan susunan
logis-sistematis itu ialah elemen-elemen paragraf yang mencakup empat unsur:1)
transisi, 2) kalimat topik, 3) kalimat pengembang, 4) kalimat penegas. Keempat
unsur paragraf ini kadang-kadang bersama-sama, kadang-kadang hanya sebagian
tampil dalam suatu paragraf (Tarigan, 1981:13).
Setiap penulis atau jurnalis, bebas
untuk memilih jenis paragraf mana yang disukai sertai yang paling cocok dengan
jalan cerita yang disajikannya. Terpenting, setiap paragraf jurnalis yang
disusunnya harus efektif dan variatif.
Menurut
seorang pakar bahas, kriteria kualitas paragraf menunjuk kepada enam hal, yaitu
(1) isi paragraf berpusat hanya pada satu hal saja, (2) isi paragraf relevan
dengan isi karangan, (3) paragraf harus menyatu dan padu, (4) kalimat topik
harus dikembangkan dengan jelas dan sempurna, (5) struktur paragraf harus
bervariasi, (6) paragraf tertulis dalam bahasa indonesia yang baik dan benar,
(7) singkat dan padat, (8) logis dan sistematis, (9) memiliki karakter yang
khas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar