DWI DIUJIWANTI

Minggu, 27 Mei 2012

SAPAAAN

 BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1 Sosiolinguistik

             Istilah sosiolinguistik terdiri dari dua unsur, yaitu sosio dan linguistic. Sosio adalah seakar dengan social, yaitu berhubungan dengan masyarakat, kelompok-kelompok masyarakat dan fungsi kemasyarakatan. Sedangkan linguistik adalah ilmu yang mempelajari atau membicarakan bahasa, khususnya unsur-unsur bahasa (Fonem, morfem, kata, kalimat) dan hubungan antar unsur-unsur itu (struktur) termasuk hakikat dan pembentukan unsur-unsur itu. Dapat pula dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari atau membahas aspek-aspek kemasyarakatan, khususnya perbedaan-perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatn sosial ( Nababan, 1999:2).

2.2 Kajian Sosiolinguistik

          Sosioliguistik lazim dibatasi ilmu yang mempelajari ciri dan fungsi berbagai variasi bahasa serta hubungannya diantara bahasawan dengan ciri dan fungsi itu dalam suatu masyarakat bahasa. Di dalam tindakan bahasa pada hakikatnya seorang penutur telah mengambil keputusan untuk memilih suatu variasi tertentu berupa bentuk-bentuk linguistik.
          Dalam sosiolinguistik ada yang disebut dengan istilah gregar ousness yang berarti member manusia untuk selalu hidup bersama orang lain. Proses sosialisasi antar manusia ini hanya dimungkinkan karena dengan bahasaa manusia dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendaknya supaya ia bisa memen uhi soosialnya. Hasrat sosial tersebut adalah sebagai berikut :
1.    Hasrat bergabung dengan manusia sekelilingnya. Dalam sosiolinguistik manusia sekelilingnya ini disebut masyarakat ujaran.
2.    Hasrat bergabung atau menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya.
Sebagai kesimpulan dapat disebutbahwa masyarakat itu diikuti oleh bahasa, sebab  dengan bahasa seseorang bisa bersosialisasi.

2.3 Sapaan

            Sapaan berasal dari kata “sapa” yang berarti perkataan untuk menegur (menegur bercakap-cakap dan sebagainya), kemudian mendapat akhiran- an menjadi “sapaan” yang berarti ajakan untuk bercakap; teguran;ucapan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998:783). Jadi pengertian sapaan merupakan seperangkat kata-kata atau ungkapan yang dipakai untuk menegur dan memanggil para pelaku dalam peristiwa bahasa.
            Bentuk sapaan ditentukan oleh beberapa faktor usia, jenis kelamin, kedudukan atau posisi, penghargaan, sopan santun dan kekeluargaan. Pemakai bentuk sapaan yang menggunakan terbatas pada masyarakat pemakaian bahasa tertentu Robinson (dalam Mustapa, 1990:7).

2.4 Sistem
       Sistem adalah seperangkat unsure yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas , teori asa dan sebagainya, metode (Depdikbud,1998:894). Sistem yang dimaksud adalah seperangkat unsur sapaan bahasa yang secara teratur saling berkaitan, yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.        
  
2.4.1 Sapaan dalam Keluarga
        Sapaan dalam keluarga adlah kata sapaan yang digunakan untuk menyapa orang-orang atau anak-anak yang masih mempunyai hubungan persaudaraan langsung maupun persaudaraan tidak langsung. Persaudaraan langsung adalah yang disebabkan oleh silsilah keturunan, misalnya kakek, nenek, ayah, ibu, anak, dan cucu. Bagaimana cara menyapa orang-orang tersebut, tentunya disesuaikan fungsi peran antara pembicara dan lawan bicara.
     Penggunaan sapaan dalam bahasa Jawa yang mempunyai hubungan  persaudaraan langsung yang disebabkan oleh silsilah keturunan, seperti kakek (mbah), nenek (mbah), ayah (pa’e), ibu (ma’e), anak perempuan (ndu’), anak laki-laki (le),dan cucu (puttu).      
2.4.2    Sapaan di Luar Keluarga
      Sapaan di luar keluarga disebut pula sapaan dalam masyarakat. Sapaan dalam masyarakat adalah sapaan yang digunakan untuk menyapa orang-orang yang tidak mempunyai hubungan keturunan atau sapaan terhadap sesama warga dalam masyarakat.

2.5 Bahasa
        Bahasa adalah alat penghubung atau alat komunikasi anggota masyarakat yaitu individu-individu sebagai manusia yang berpikir merasa dan berkeinginan pikiran, perasaan, dan keinginan baru terwujud bila dinyatakan, dan alat untuk menyatakan itu adalah bahasa (Badudu, 1992:2). Disisi lain Finochiato ( dalam alwasilah, 1992:2)berpendapat bahwa, bahasa adalah suatu sistem symbol vokal yang arbitrer memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan tersebut untuk berkomunikasi atau berinteraksi.
Perbedaan dalam tingkat kedudukan dan usia dinyatakan dengan pemakaian kata yang lebih atau kurang “tinggi” (hormat), dan pengucapan kalimat dan anda yang dipergunakan. Senada dengan pendapat di atas, juga mengemukakan dua hal yang dibedakan yaitu:
1.    Ucapan atau tulisan terhadap seseorang yang lebih, sama atau kurang dalam tingkat kedudukan atau usia.
2.    Ucapan atau tulisan tentang seseorang yang lebih, sama atau kurang.
Bentuk sapaan ditentukan oleh beberapa faktor usia seperti yang telah dijelaskan, jenis kelamin, kedudukan atau posisi, penghargaan, sopan santun dan kekeluargaan. Pemakai bentuk sapaan yang menggunakan terbatas pada masyarakat pemakaian bahasa tertentu.

       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar